Perwira Polri dilarang membawa telepon genggam, tongkat komando, menggunakan topi, dan tanpa ajudan saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana, beberapa hari lalu. Hal itu bisa dimaknai bahwa Jokowi ingin pejabat Polri hidup sederhana dan tidak berjarak dengan masyarakat.
"Jokowi ingin menunjukkan bahwa kesederhanaan itu penting. Mereka datang ke Istana bukan sebagai pejabat atau jenderal, tetapi sebagai polisi, karena simbol pejabat tidak dibawa," kata pengamat komunikasi Emrus Sihombing.
Dalam kesehariannya, Jokowi jelas menunjukkan kesederhanaan itu penting. Ia mengenakan kemeja putih. Adanya pengawalan dari Paspampres dan protokoler karena itu aturan undang-undang yang harus ia patuhi.
"Pak Jokowi ini orang sederhana. Beliau melepaskan simbol yang menjaga jarak dengan rakyat. Ketika simbol ditanggalkan, dialog bisa lebih terbuka, bisa berjalan tanpa ada gangguan," ujar Emrus.
Menurut Emrus, Jokowi merupakan role model hidup sederhana. Polri sudah seharusnya mengikuti itu. Harapannya, kepercayaan masyarakat kepada Polri bisa kembali meningkat. Masyarakat jadi lebih nyaman ketika berinteraksi dengan polisi.
"Kalau ada di tengah rakyat, polisi bisa menempatkan diri sehingga masyarakat, bisa terbuka," tegas Emrus.
Terkait pertemuan langsung dengan pejabat Polri dari seluruh Indonesia tersebut, Emrus menilai Jokowi ingin pesan ia sampaikan langsung diterima. Tanpa ada yang kurang. Sehingga semua pejabat tahu apa yang Jokowi inginkan.
"Intinya supaya Polri tetap mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat. Kalau ada isu tertentu perlu disampaikan ke masyarakat secara terang benderang. Saya rasa apa yang Pak Jokowi lakukan sangat bagus," kata Emrus.